Kemerdekaan: Apakah Perempuan Memilikinya?

https://www.womensissuescentre.com
Source: https://www.womensissuescentre.com


Setiap tahunnya, negara ini memperingati kemerdekaan sejak tercetusnya deklarasi oleh Bapak Pendiri Bangsa. Sejatinya, kemerdekaan yang diharapkan dapat dirasakan oleh setiap lapisan dan bagian masyarakat yang hidup di negeri ini. Memang, secara zaman, negeri ini sudah lebih berbeda dibandingkan 76 tahun yang lalu. Meskipun, arti kemerdekaan sesungguhnya belum benar-benar dirasakan oleh setiap lapisan dan bagian masyarakat tapi setidaknya kita berproses untuk mencapai dan memperjuangkannya.

Disatu sisi, ada populasi yang saat ini mendominasi kehidupan negeri ini. Ya, kaum perempuan sejak beberapa dekade lalu, secara kuantitatif lebih banyak dibandingkan kaum pria. Tapi, apakah kaum perempuan benar-benar telah merasakan kemerdekaannya sendiri?

Sebagai perempuan kita memiliki peran di masing-masing hidup yang kita jalani. Perempuan memiliki beragam kontribusi untuk negeri ini yang kita lakoni sepenuh hati, lewat berbagai bidang dan cara kita sendiri. Saya, atau mungkin kamu yang membaca ini, dan perempuan lain seringkali dilabeli sebagai makhluk yang lebih mengedepankan perasaan. Tak ayal, hambatan dan celaan sering terlontar dari lingkungan. Padahal, bagi perempuan, semuanya memang sudah terasa sulit, memutuskan suatu perkara saja sudah memicu pro kontra beragam kalangan. Tak heran, perempuan lebih mudah cemas dan bahkan meragukan dirinya sendiri.

Sebuah penelitian menyatakan bahwa "Sukses berkolerasi positif bagi pria, namun, memiliki konsekuensi negatif untuk perempuan". Perempuan kerap kali diperkenalkan di depan umum, bukan karena pengakuan akan keahlian tapi justru hanya lewat penampilan. Beberapa perempuan yang saya ajak diskusi, berpendapat ketika sukses dicapai oleh perempuan, cibiran dan celaan masih saja datang. Dan yang membuat tak habis pikir, cibiran dan celaan kerap kali datang dari perempuan lainnya. Hal ini menjadi bahan renungan, Mengapa perempuan sulit menghargai sesama perempuan? Mengapa perempuan selalu menganggap perempuan lainnya sebagai pesaing? Mengapa beragam hal di sekeliling perempuan di anggap sebagai suatu kompetisi? Apakah karena perempuan memiliki keterbatasan ruang yang didominasi laki-laki atau karena tradisi yang justru membatasi?  

Mengutip dari Catatan Najwa "McKinsey & Company tahun 2011, menyatakan bahwa Jika laki-laki dipromosikan karena potensinya, perempuan hanya berdasar performa yang sudah dibuktikannya." Hal ini mengisyaratkan bahwa perempuan butuh apresiasi dari sesama perempuan untuk bisa saling menguatkan. Mari mulai mengubah cibiran menjadi pembicaraan tentang pencapaian rekan perempuan. Hal ini akan membuat kita, kaum perempuan, tidak akan pernah sendiri. Memperkuat genggaman tangan bukan saling menjatuhkan. 

Saya mengalaminya, dan saya belajar serta masih terus belajar untuk lebih memiliki empati dan kemurahan hati, untuk bisa menghindari runcingnya perasaan bersalah. Sejak dulu, perempuan sudah terbiasa bekerja lebih keras dibanding pria. Perempuan biasanya dikenal lebih rajin, tekun, disiplin. Bahkan ketika perempuan telah bekerja keras pun, kadang ada hal-hal yang masih harus diusahakan lebih keras lagi. 

Ini cara saya untuk berbagi kisah dan untuk membangun lingkaran, agar kita perempuan, bisa lebih saling menguatkan.

Selamat Ulang Tahun Negeriku, Semoga Kemerdekaan Bisa Segera Dirasakan Di Setiap Penjuru Negerimu.

Comments

Popular Posts